A. Pengertian Konsumsi dan Konsumen
Dalam ekonomi, pengertian konsumsi adalah kegiatan manusia untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secra berangsur-angsur maupun sekaligus habis; Sedangkan konsumen adalah orang yang melakukan kegiatan konsumsi tersebut.
B. Tujuan Konsumsi
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bwrtujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan yang setinggi-tingginya.
C. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor yang memepengaruhi konsumen dalam melakukan tindakan konsumsi secara garis besar dibagi dua, yaitu : faktor internal dan faktor eksternal
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang datang dari dalam pribadi diri orang tersebut dalam melakukan tindakan konsumsi, yang terdiri dari faktor-faktor sbb:
a. Pendapatan
Pendapatan konsumen sangat berpengaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan konsumen, maka konsumsi konsumen tersebut cenderung meningkat.
b. Sikap dan Kepribadian
] Sikap dan kepribadian seseorang sangat mempengaruhi konsumsinya. Orang yang hemat cenderung hanya membeli barang-barang sesuai dengan yang telah direncanakan, dan begitu pula sebaliknya bagi orang yang boros.
c. Selera
Masing-masing individu mempunyai selera yang berbeda-beda daklam memilihg barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Misal selera remaja akan berbewda dengan selera orang dewasa.
d. Motivasi
Setiap orang mempunyai motivasi yang bebeda dalam mengkonsumsi. Ada yang melakukan tindakan konsumsi karena memang untuk memenuhi kebutuhannya, namun ada pula yang melakukan tindakan konsumsi karena sekedar ikut-ikutan, padahal dia tidak membutuhkannya.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan konsumsi yang datangnya dari luar diri konsumen tersebut, yaitu:
a. Harga Barang
Harga barang sanmgat mempengaruhi pola konsumsi, di mana bila harga turun maka konsumen cenderung akan meingkatkan konsumsinya, dan sebaliknya.
b. Kebudayaan/Adat-Istiadat/Kebiasaan
Kebudayaan yang terdapat dalam suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat tersebut. Misalnya, Jepang dan Cina lebih banyak mengkonsumsi sumpit, oleh karena memang kebudayaannya mkan memakai sumpit.
c. Status Sosial
Status/posisi seseorang sangat mempengaruhi pola konsumsinya. Misalnya, konsumsi seorang guru tidak akan sama dengan konsumsi seorang petani, pedagang, dsb.
d. Lingkungan Tempat Tinggal
Akibat perbedaan kondisi geografis dan struktur ekonominya, maka tindakan konsumsi konsumen juga berbeda. Misalnya, konsumsi penduduk daerah nelayan akan berbeda dengan penduduk daerah perttanian, atau daerah perkotaan.
e. Tingkat Kemajuan
Semakin maju pengetahuan dan kondisi ekonomi seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat konsumsinya. Misalnya, komputert sangat dibituhkan oleh siswa SMA, tetapi tidak bagi yang putus sekolah.
D. Jenis Perilaku Konsumsi
Bila dilihat dari segi pertimbangan rasional (akal sehat/logis), maka perilaku konsumen dalam berbelanja dapat terbagi dua jenis, yaitu:
1. Perilaku Konsumsi Rasional
Perulaku konsumen rasional adalah perilaku konsumen yang didasari atas pertimbangan rasional (nalar) dalam memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk.
Adapun dasar pertimbangan suatu pembelian dikatakan rasional adalah:
a. Produk tersebut mampu memberikan kegunaan optimum bagi konsumen
b. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen
c. mutu produk terjamin
d. harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan (daya beli) konsumen
e. tersedisnya suku cadang
f. Adanya pelayanan purna jual
2. Perilaku Konsumsi Irrasional
Perilaku konsumsi irrasional (tidak rasional) adalah perilaku konsumen yang tidak berdasarkan pertimbangan akal sehat (tidak logis, misalnya :
a. Membeli karena tertarik pada iklan
b. tertarik membeli karena merek
c. tertarik membeli karena bonus
d. Membeli untuk pamer
Rasional/tidak rasionalnya seseorang mengkonsumsi dipengaruhi oleh:
a. Tingkat pendidikan
b. Tingkat kedewasaan
c. Kematangan emosional.
C. Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen disebut juga Teori Nilai Guna, di mana pada dasarnya teori ini menjelaskan bagaimana konsumen mendayagunakan kemampuannya untuk memuaskan keinginannya terhadap suatu produk atau beberapa produk. Ada 2 Teori Nilai Guna, yaitu Teori Nilai Guna Kardinal dan Teori Nilai Guna Ordinal
1. Teori Nilai Guna Kardinal
Tori Nilai Guna Kardinal bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan sdatuan lain. Di sini juga berlaku Hukum Gossen, sehingga penilaian yang diberikan juga subjektif. Artinya, tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian. Suatu barang akan diberikan nilai yang tinggi apabila barang yang dimaksud memberikan daya guna yang tinggi bagi siepamakai.. Tingkat kepuasan konsumen dapat berupa Kepuasan Total (Total Utility) dan Kepusasan Tambahan (Marginal Utility).
2. Teori Nilai Ordinal
Teori ini muncul untuk melengkapi keraguan akibat penilaian yang bebeda dari teori Kardinal. Menurut Tori Nilai Guna Ordinal, bahwa tingkat kepuasan diurutkan dalam bentuk tingkatan, misalnya rendah, sedang, dan tinggi dengan harapan setiap kepuasan yang dipeeroleh dapat diukur.Teori Nilai Guna Ordinal ini diajukan oleh Hiks dan Allen yang menggambarkan kombinasi dari beberapa macam barang untuk menghasilkan kepuasan dengan intensitas (ukuran) yang relatif sama.
D. Teori Kepuasan Konsumen
1. Teori Nilai Guna Total (Total Utility)
Nilai Guna Total adalah merupakan nilai kepuasan secara keseluruhan yang didapat konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa. .
2. Nilai Guna Marginal (Marginal Utility)
Nilai Guna Marginal merupakan pertambahan nilai kepuasan yang didapat konsumen sebagai akibat dari pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi.
Rumus Nilai Guna marginal :
MU = ∆TU = TU2 – TU1
MU = Marginal Utility
TU = Total Utility
Contoh: Hitunglah Marginal Utility saat mengkonsumsi mangga 2 buah
Jawab:
MU = TU2 – TU1 = 100-40 = 60
Tabel 5. Jumlah Konsumsi, Total Utility, dan Marinal Utilty
Jumlah konsumsi
Durian (buah)
|
Total Utility
|
Marginal Utility
|
0
|
0
|
-
|
1
|
40
|
40
|
2
|
100
|
60
|
3
|
70
|
-30
|
4
|
50
|
-20
|
3. Nilai Guna yang Semakin Menurun
Nilai Guna yang Semakin Menurun (Diminishing Utilty), bahwa dalam kegiatan konsumsi mula-mula nilai guna total akan meningkat. Namun pada titik tertentu nilai guna total akan menurun dan begitu pula dengan nilai guna marginal juga akan menurun. Untuk lebih jelasnya lihat TU dan MU pada tabel 3 di atas.
Bahwa dengan meningkatnya konsumsi durian dari 0 ke 2 maka TU dan MU meningkat, sedangkan setelah melewati titik konsumsi sebesar 2 tersebut, maka TU dan MU mulai turun.
4. Nilai Guna yang Sama
Ketiga teori di atads berlaku untuk konsumsi satu (satu) jenis produk saja, sedangkan dalam kehidupan kita mengkonsumsi lebih dari satu jenis produk. Maka Untuk lebih dari satu benda berlaku teori nilai guna yang sama. Di mana pada teori ini bahwa pada titiuk manapun, semua kebutuhan dapat terpenuhi dan tingkat kepuasan yang didapat juga sama (Inilah yang disebut dengan hukum Gossen II)
Tabel 6. Menghitung Tingkat Substitusi Marginal Kebutuhan.
Kombinasi
Kebutuhan
|
ROTI
Total
Utility
(TU)
|
ROTI
Marginal
Utiltu
(MU)
|
JERUK
Total
Utilitu
(TU)
|
JERUK
Marginal
Utility
(MU)
|
Tingkat
Substitusi
Marginal
Kebutuhan
|
A
|
20
|
-
|
2
|
-
|
-
|
B
|
14
|
6
|
3
|
1
|
6
|
C
|
9
|
5
|
4
|
1
|
5
|
D
|
6
|
3
|
6
|
2
|
1,5
|
E
|
4
|
2
|
9
|
3
|
0,67
|
F
|
3
|
1
|
14
|
5
|
0,2
|
G
|
2
|
1
|
20
|
6
|
0,17
|
Tingkat Substitusi Marginal Kebutuhan (kolom 6) dapat dirumuskan :
MUx/Muy
Contoh: Hitunglah Tingkat Substitusi Marginal dari Kombinasi Kebutuhan D
Jawab : Diketahui MUx(Roti) = 3, MUy(Jeruk) = 2
Maka Tingkat Substitusi Kombinasi Kebutuhan :
MUx(roti)/MUy(jeruk) = 3/2 = 1,5
E. NILAI BARANG DAN JASA
Barang dan jasa mempunyai nilai. Nilai Barang dan jasa (Value of good) dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Nilai Pakai (Value in Use) dan Nilai Tukar (Value in Exchange)
1. Nilai Pakai
a). Nilai Pakai Objektif
Nilai Pakai Objektif adalah kemampuan dari suatu barang untuk memenuhi kebutuhan banayak orang. Contoh : Nasi mempunyai Nilai Ojektif bagi Penduduk Indonesia, sebab umumnya nasi dapat memenui kebutuhan akan rasa lapar bagi banyak orang di Indonesia.
b). Nilai Pakai Subjektif
Nilai Pakai Subjektif adalah arti yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu benda/jasa sehubungan dengan benda/jasa tersebut dipakai untuk memnuhi kebutuhan hidup pribadi pemakainya. Penilaian nilai pakai ini tergantung pribadi masing-masing Contoh : benda antik, lukisan, model pakaian, dll
2. Nilai Tukar
a). Nilai Tukar Objektif
Nilai Tukar Objektif adalah kemampuan suatu barang/jasa untuk dapat ditukarkan dengan barang lain dan semua orang dapat menerimanya. Contoh : Nasi Padang Nilai Tukarnya Rp. 7500,00., 1 emas nilai tukar RP.500.000,00, dll
b). Nilai Tukar Subjektif
Nilai Tukar Subjektif adalah kemampuan suatu barang/jasa untuk dapat ditukarkan dengan barang lain dan hanya individu tertentu yang dapat menerimanya (tergantung sikap hindu tersebut pada barang/jasa tersebut.. Contoh : Barang Antik nilai tukarnya bisa sampai jutaan/puluhan juta
Tinggi rendahnya nilai tukar suatu barang /jasa dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu:
v Kegunaan
Semakin tinggi kegunaan baran/jasa, maka semakin tinggi nulai tukar
barang /jasa tersebut, dan sebaliknya
v Jumlah Barang yang tersedia
Semakin banyak barang/jasa yang tersedia di pasaran, maka semakin kecil nilai
tukar barang/jasa tersebut, dan sebaliknya
v Jumlah Uang yang Beredar
Semakin banyak uang yang beredar di masyarakat, maka semakin tinggi nilai
tukar suatu barang
-marthayunanda-
Materi Ekonomi kelas X Konsumsi dan Perilaku Konsumen
4/
5
Oleh
vlajarmoeda