CIRI-CIRI BAHASA BAKU DAN CONTOH KALIMAT


Bahasa baku merupakan ragam bahasa resmi yang biasa digunakan untuk menyampaikan informasi dalam situasi formal atau resmi. Bahasa baku adalah ragam bahasa yang sesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang berpedoman pada kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), pedoman pembentukan istilah, dan ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa resmi biasanya digunakan secara lisan ataupun tulisan dalam beberapa situasi formal seperti rapat dinas, pidato kenegaraan, komunikasi dengan guru atau atasan, komunikasi resmi, wacana teknis, dan sebagainya.

Bahasa yang tidak mengikuti pedoman bahasa baku dan kaedah bahasa Indonesia disebut bahasa tidak baku. Bahasa tak baku merupakan ragam bahasa yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahasa tidak baku disebut juga bahasa informal. Ragam bahasa tak baku cenderung lebih akrab dibanding dengan bahasa baku. 

Ciri Bahasa Baku

Selain digunakan dalam situasi resmi, bahasa baku juga memiliki beberapa ciri khusus. Berikut beberapa ciri khusus bahasa baku dalam bahasa Indonesia :
  1. Tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah
    Dalam percakapan sehari-hari, biasanya kita akan cenderung menggunakan ragam bahasa yang bersesuaian dengan kebiasaan di daerah kita. Bahasa baku tidak dipengaruhi oleh bahasa daerah seperti penambahan akhiran pada suatu kata, istilah atau sebutan tertentu, ataupun perubahan awalan kata.
    BakuTidak baku
    SayaGue
    Saya menemukan tas itu di dekat sekolah.
    Gue menemukan tas itu di dekat sekolah.
    AyahBokap
    Ayah bekerja sebagai petani di desa.
    Bokap bekerja sebagai petani di desa.
    BertemuKetemu
    Saya bertemu ayah di rumah sakit.
    Gue ketemu ayah di rumah sakit.
    MerasaNgerasa
    Ibu merasa sedih karena ayah sakit.
    Nyokap ngerasa sedih karena bokap sakit.
    MenemukanNemuin
    Dea menemukan sebuah pensil di laci.
    Dea nemuin sebuah pensil di laci.

  2. Tidak dipengaruhi oleh bahasa asing
    Ragam bahasa baku tidak dipengaruhi oleh bahasa asing. Jika terdapat pengaruh bahasa asing seperti penambahan kata bantu, pertukaran posisi, perbedaan makna dan sebagainya, maka bahasa tersebut merupakan bahasa tidak baku.
    BakuTidak baku
    Itu salahItu adalah salah
    Pak guru mengatakan bahwa jawaban itu salah.
    Pak guru mengatakan bahwa jawaban itu adalah salah.
    Kesempatan lainLain kesempatan
    Kita akan bertemu pada kesempatan lain.
    Kita akan bertemu pada lain kesempatan.
    TempatDi mana
    Saya pergi ke kantor tempat Ibu bekerja.
    Saya pergi ke kantor di mana ibu bekerja.
    HemoglobinHaemoglobin
    Zat itu meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah.
    Zat itu meningkatkan haemoglobin dalam darah.

  3. Bukan bahasa percakapan
    Ragam bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari umumnya merupakan bahasa yang tidak baku atau bahasa pasaran. Bahasa yang baku bukan merupakan bahasa percakapan dan terdengar lebih formal atau resmi.
    BakuTidak baku
    TetapiTapi
    Adik sudah minta maaf tetapi kakak masih marah.
    Adik sudah minta maaf tapi kakak masih marah.
    TidakGak
    Ayah tidak pergi ke kantor karena sakit.
    Ayah nggak pergi ke kantor karena sakit.
    BagaimanaGimana
    Bagaimana keadaan ayah sekarang?
    Gimana keadaan ayah sekarang?
    MemberiNgasih
    Nenek memberi obat herbal untuk ayah.
    Nenek ngasih obat herbal untuk ayah.
    BegituGitu
    Kata ibu tidak boleh begitu!
    Kata ibu tidak boleh gitu!

  4. Menggunakan imbuhan secara eksplisit
    Ragam bahasa baku menggunakan imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) secara gamblang sehingga jelas makna dan artinya. Penggunaan imbuhan secara eksplisit menampilkan makna yang sebenarnya sehingga kalimat tersebut mudah dimengerti.
    BakuTidak baku
    BernyanyiNyanyi
    Adik dan kakak bernyanyi bersama.
    Adik dan kakak nyanyi bersama.
    BermainMain
    Pemuda itu sangat pintar bermain catur.
    Pemuda itu sangat pintar main catur.

  5. Penggunaannya sesuai dengan konteks kalimat
    Pemakaian ragam bahasa baku sesuai dengan konteks kalimat sehingga dihasilkan kalimat yang lebih sesuai. Jika menggunakan bahasa tidak baku, maka kalimat akan terasa kurang tepat.
    BakuTidak baku
    DaripadaDari
    Rumah paman lebih besar daripada rumah nenek.
    Rumah paman lebih besar dari rumah nenek.
    Disebabkan olehDisebabkan karena
    Kecelakaan tersebut disebabkan oleh jalan yang licin.
    Kecelakaan tersebut disebabkan karena jalan yang licin.

  6. Tidak terkontaminasi dan tidak rancu
    Poin ini merupakan salah satu ciri bahasa baku yang cenderung sulit dipahami karena kerancuan bersifat relatif dan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan. Bahasa baku tidak mengandung makna ganda sehingga lebih efektif.
    BakuTidak baku
    Menghemat waktuMempersingkat waktu
    MengesampingkanMengenyampingkan
    MemerolehMemperoleh
    Berkali-kaliBerulang kali
    Mengatasi ketertinggalanMengejar ketinggalan

  7. Tidak mengandung arti pleonasme
    Pleonasme merupakan majas yang menggunakan suatu kata atau keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan lagi karena arti kata tersebut sama dengan kata yang diterangkannya. Dengan kata lain, adanya penambahan kata keterangan pada pernyataan yang sudah jelas maknanya.
    BakuTidak baku
    MajuMaju ke depan
    NaikNaik ke atas
    HadirinPara hadirin
    Zaman dahuluZaman dahulu kala
    Para juriPara juri-juri

  8. Tidak mengandung arti hiperkorek
    Hiperkorek merupakan kesalahan berbahasa akibat koreksi yang berlebihan pada bentuk yang sudah benar sehingga menyebabkan kesalahan. Hiperkorek bersifat menghendaki kerapian dan kesempurnaan yang sangat berlebihan sehingga hasilnya justru menjadi kurang tepat.
    BakuTidak baku
    KristalKrystal
    InsafInsyaf
    SyukurSukur
    SahSyah
    KarismaKharisma


Related Posts

CIRI-CIRI BAHASA BAKU DAN CONTOH KALIMAT
4/ 5
Oleh